"Transformasi Ramah Lingkungan: Penyuluhan dan Pelatihan Pengolahan Sampah Menjadi Kompos dan Pupuk Organik Cair Berbasis Sains"
BOJONEGORO - Rabu, 26 Juli 2023. Sejumlah anggota Kelompok 891 Mahasiswa Membangun Desa (MMD) dari Universitas Brawijaya mengadakan kegiatan penting yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengolahan sampah secara efektif dan berkelanjutan. Kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan pengolahan sampah menjadi Kompos dan Pupuk Organik Cair (POC) berbasis sains.
"Dalam era di mana isu lingkungan semakin mendesak, pengelolaan sampah yang tepat menjadi suatu keharusan. Kami memahami bahwa upaya untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan harus dimulai dari tingkat individu dan masyarakat. Oleh karena itu, kami mengambil inisiatif untuk memberikan pemahaman terkait pentingnya memilah sampah organik dan anorganik, serta memberikan pelatihan mengenai pengolahan sampah yang berkelanjutan dan efisien," ujar Faiq selaku ketua pelaksana program kegiatan Penyuluhan Pemilahan Sampah berdasarkan Jenisnya.
Pelaksanaan program kegiatan sosialisasi ini dilakukan di Balai Desa Sendangagung, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro. Kegiatan ini dimulai dengan penyebaran pre-test yang digunakan sebagai indikator awal untuk mengetahui pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat desa Sendangagung terkait pengelolaan sampah. Kegiatan ini berjalan sesuai rencana yang disusun oleh Kelompok 891, dimulai pukul 09.00 WIB dan berakhir pukul 11.30 WIB.
Dalam kegiatan ini, berbagai topik penting disampaikan kepada masyarakat desa Sendangagung, termasuk pentingnya pengolahan sampah. Beberapa anggota Kelompok 891 MMD menjelaskan pentingnya pemilahan sampah berdasarkan jenisnya serta pengolahan sampah menjadi kompos dan POC. "Kami ingin berbagi berbagai teknik pengolahan sampah yang efektif, termasuk komposting dan fermentasi untuk menghasilkan pupuk organik cair. Masyarakat desa Sendangagung juga akan diajari langkah-langkah praktis dalam mengolah sampah di rumah atau skala kecil untuk diterapkan pada pertanian mereka sendiri," ujar Widevio, selaku ketua pelaksana program kegiatan Pelatihan Pengolahan Sampah Organik menjadi Kompos.
"Dengan mengubah sampah menjadi bahan yang bernilai tambah, limbah dapat dikelola dengan lebih baik dan berkontribusi pada pertanian berkelanjutan. Melalui penyuluhan ini, masyarakat di desa Sendangagung dibimbing untuk memahami dampak positif dari penggunaan kompos dan POC terhadap tanah dan tanaman. Hal ini juga mengedukasi tentang pentingnya mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berdampak buruk pada lingkungan," tambah Bimantara selaku ketua pelaksana program kegiatan Pelatihan Pengolahan Sampah menjadi POC.
Tidak hanya berbicara tentang teori, program kegiatan ini juga mencakup sesi praktik langsung. Seluruh warga yang hadir diajak untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan kompos dan pupuk organik cair secara langsung, sehingga mereka dapat merasakan sendiri bagaimana proses ini berjalan.
"Kami berterima kasih kepada kelompok tani, para bapak dan ibu, serta warga desa Sendangagung yang telah hadir dalam program kegiatan yang kami susun ini. Kegiatan ini diadakan agar warga dapat memahami bagaimana cara memilah sampah dan membuat kompos serta pupuk organik cair yang telah didemonstrasikan oleh teman-teman mahasiswa, sehingga warga dapat mengaplikasikannya di masa depan ketika teman-teman mahasiswa telah kembali ke Universitas," ujar Jauza Afraa Fadhillah selaku Koordinator Kelompok 891 MMD UB.
Menjelang berakhirnya kegiatan, Kelompok 891 melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh warga yang hadir untuk mempermudah dalam memperoleh kritik dan saran yang ingin disampaikan oleh mereka selama kegiatan berlangsung. Secara garis besar, hasil dari kegiatan ini adalah masyarakat desa Sendangagung mengetahui pentingnya pengolahan sampah secara ilmiah menjadi kompos dan pupuk organik cair yang dapat diterapkan pada lahan pertanian mereka sendiri, sehingga ketergantungan terhadap pupuk kimia dapat dikurangi.
“Kegiatan ini berjalan dengan baik dan sesuai untuk dilaksanakan ketika para petani di desa Sendangagung merasa kesulitan karena ketersediaan pupuk bersubsidi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pertanian para petani, akibatnya penggunaan pupuk kimia tidak dapat dikurangi. Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan dapat diterapkan petani di lahan pertaniannya sendiri dan mengurangi ketergantungan pupuk kimia untuk menjaga kesuburan tanah”, ujar bapak Suprapto selaku Kepala Desa Sendangagung.
Dengan semangat kolaborasi dan edukasi, anggota Kelompok 891 MMD Universitas Brawijaya berhasil menciptakan acara yang bermanfaat dan inspiratif bagi masyarakat. Melalui pendekatan berbasis ilmiah, mereka berhasil menunjukkan bahwa pengolahan sampah bukanlah hal yang rumit, tetapi dapat diakses dan diimplementasikan oleh semua lapisan masyarakat. Transformasi ramah lingkungan dimulai dari tindakan sederhana, dan penyuluhan serta pelatihan ini memberikan fondasi yang kuat untuk mempercepat perubahan positif menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Download Lampiran:
SAMPAH ORGANIK CAIR